Rabu, 18 Mei 2011

EchoKardio (Cardiac Echo)

  
  Echo jantung pada dasarnya sama seperti USG, tetapi digunakan untuk melihat jantung. memberikan gambaran visual kerja jantung (bentuk, ukuran, katub-katub,  ruangan),  dimanagambaran visual ini didapatkan dengan menggunakan pantulan gelombang ultrasonic.





Manfaat dari echo kardiograph ini antara lain untuk mendeteksi :
  1. Pembesaran jantung (hipertrofi/kardiomegali)
  2. Kebocoran sekat-sekat jantung.
  3. Kondisi otot jantung yang melemah.
  4. Adanya tumor
 



Daftar Pustaka :
  •  http://en.wikipedia.org/wiki/Echocardiography
  • http://www.heartsite.com/html/echocardiogram.html
  • http://heartdisease.about.com/cs/cardiactests/a/echo.htm

    Kateter Jantung (Cardiac catheter)


    Kateterisasi jantung adalah istilah umum yang digunakan untuk rangkaian prosedur pencitraan untuk memasukkan kateter ke dalam bilik atau pembuluh darah jantung. Pada saat kateter berada di posisi yang telah ditentukan, maka alat tersebut dapat digunakan untuk melaksanakan sejumlah prosedur pemeriksaan lebih lanjut dan terapi seperti angiografi koroner (coronary angiography), angioplasti (angioplasty) dan pemasangan katup buatan (balloon valvuloplasty).



    Istilah kateterisasi jantung mungkin masih terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat. Kateterisasi jantung atau arteriografi koroner merupakan suatu prosedur medis yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi, mencari atau mengobati penyakit jantung. Sebuah selang yang panjang, tipis, dan fleksibel, disebut juga kateter, dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah besar melalui lengan, paha bagian atas, atau leher. Secara perlahan kateter dimasukkan menuju ke jantung. Seringkali prosedur ini juga menggunakan semacam zat khusus, sehingga plak “karat” pembuluh darah dapat dilihat dengan jelas dengan menggunakan bantuan sinar X. Dengan pemberian zat ini melalui kateter, dokter dapat mengetahui struktur, fungsi jantung, dan kelainan koroner dari segi letak, luas, serta berat atau derajat penyempitan pembuluh darah koroner. Selama prosedur yang berlangsung 1 – 2 jam ini, pasien tetap sadar dan hanya sedikit rasa sakit yang ditimbulkan.


    Prosedur kateterisasi jantung biasanya dilaksanakan di Laboratorium Kateterisasi Jantung oleh seorang dokter ahli jantung yang terlatih untuk mengevaluasi penyakit klep jantung, penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan atau penyakiit aorta. Prosedur ini juga dapat dipergunakan untuk menentukan kebutuhan operasi jantung.


    Selama kateterisasi jantung, beberapa pemeriksaan lain mungkin dilakukan dan pemeriksaan-pemeriksaan tersebut meliputi:
    • Mengukur tekanan darah di ruang jantung
    • Mengukur jumlah denyut jantung
    • Mengukur tingkat kejenuhan oksigen darah dalam bilik jantung
    • Mengevaluasi fungsi otot jantung
    Angiografi Koroner atau Arteriografi Koroner merupakan prosedur kateterisasi yang paling umum dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung. Prosedur ini, yang dilakukan dengan memberikan injeksi media kontras khusus (cairan) ke dalam pembuluh arteri jantung dapat menunjukkan apakah pasien mempunyai penyakit arteri koroner.

    Hampir seluruh kasus penyakit jantung koroner dapat ditangani dengan teknik intervensi ini. Salah satu prosedur non-bedah yang paling sering dilakukan adalah Percutanueous Transluminal Coronary  Angioplasty (PTCA). Tindakan “peniupan” atau “balonisasi” ini bertujuan untuk melebarkan penyempitan pembuluh koroner dengan menggunakan kateter khusus yang ujungnya mempunyai balon. Balon dimasukkan dan dikembangkan tepat ditempat penyempitan pembuluh darah jantung. Dengan demikian penyempitan tersebut menjadi terbuka sehingga aliran darah koroner menjadi lancar kembali.


    Untuk menyempurnakan hasil peniupan ini, kadang diperlukan tindakan lain yang dilakukan dalam waktu yang sama, seperti pemasangan ring atau cincin penyanggah (Stent) untuk menjaga patensi aliran darah koroner, pengeboran kerak di dalam pembuluh darah (Directional Atherectomy). Biaya ubtuk pengobatan ini relatif masih mahal yaitu bekisar antara 25 – 30 juta.


    Daftar Pustaka :
    • http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1080.htm
    • http://rodaro.otadesho.com/?p=11
    • http://www.mahkotamedical.com/in/our-facilities/cardiac-catheterization.html
    • http://mitramedical.blogspot.com/2009/12/pasang-kateter_25.html
    • http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/1080.htm
    • http://cae-publichealth.blogspot.com/2011_01_01_archive.html

    Endoskopi (Endoscopy)


    Kali ini saya akan mencoba salah satu alat medis yang sangat berguna untuk melihat rongga-rongga dalam tubuh. Alat tersebut adalah endoskop. Pada dasarnya alat ini adalah sebuah selang panjang yang ujungnya diberi kamera dan alat-alat medis lainnya. Lalu selang tersebut akan dimasukkan tubuh kita. Cara memasukkannya tergantung organ mana yang ingin diperiksa. Jadi bisa teman-teman bayangkan agak ngeri apabila melihat prosesnya...hehehe...tetapi ditangan yang ahli proses ini tidak sesakit yang dibayangkan. Di bawah ini akan dijelaskan apa itu endoskopi. 


    Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke  rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll.



    Manfaat Endoskopi:
    1. mengetahui bagaimana keadaan bagian dalam saluran cerna (apakah ada luka, daging tumbuh, kelainan bentuk saluran cerna, dll)
    2. dapat digunakan untuk mengambil contoh jaringan bagian dalam (biopsy) guna pemeriksaan.
    Endoskopi dapat digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh, antara lain:
    1. saluran cerna(gastrokopi)
    2. usus besar(kolonoskopi)
    3. rongga perut atau rongga di luar usus(peritoneoskopi atau laparoskopi)
    4. saluran empedu dan pancreas(endoscopic retrograde cholagio pancreatography)

    Endoskopi dilakukan pada keadaan:
    1.keluhan saluran cerna yang berulang(kronis atau berat).dilakukan tindakan gastroskopi
    2.pendarahan saluran cerna atas(muntah darah dan buang air besar berwarna hitam)  dilakukan tindakan gastroskopi
    3.pendarahan saluran cerna bawah.dilakukan kolonoskopi
    4.adanya perubahan kebiasaan pada waktu buang air besar.dilakukan tindakan kolonoskopi.
    5.pengobatan varices(pelebaran) pembuluh darah pada tenggorokan.dilakukan tindakan gastroskopi.


    Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.
     

    Endoskopi juga sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan saluran cerna yang sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis. Beberapa lesi (terlihat putih atau pucat) yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat diketahui dengan pemeriksaan endoskopi. Berdasarkan fungsinya endoskopi terbagi dua yakni endoskopi diagnostik dan endoskopi terapeutik. Endoskopi diagnostik berperan dalam menentukan penyebab pendarahan dan lokasi lesi yang terjadi, sedangkan endoskopi terapeutik berperan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi. “Endoskopi pada saluran cerna dibagi menjadi dua bagian besar, yakni endoskopi saluran cerna atas (esofagoduodenoskopi ) dan saluran cerna bawah (kolonoskopi). Disusul sekarang ada kapsul endoskop.



    Endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lain-lain. Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika dicurigai jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya.

     

    Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskopi antara lain : abses, sirosis biliaris, perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-lain.
    Prosedur medis yang menggunakan endoskopi mempunyai berbagai macam nama, tergantung jenis dan organ yang diperiksa. Berikut beberapa contohnya :

    1. Thorakoskopi, pemeriksaan pleura, rongga pleura, mediastinum dan perikardium (bagian-bagian paru-paru dan jantung).
    2. Proktoskopi (sigmoidoskopi dan proktosigmoidoskopi), untuk memeriksa rektum dan kolon sigmoid.
    3. Laringoskopi, untuk memeriksa laring (salah satu bagian saluran napas).
    4. Laparoskopi, untuk melihat lambung, hati, dan organ-organ lain di dalam rongga perut.
    5. Gastroskopi, untuk melihat dinding dalam esofagus, lambung, dan usus halus.
    6. Sistoskopi, untuk melihat saluran kencing, kandung kencing dan prostat.
    7. Kolposkopi, untuk memeriksa vagina dan mulut rahim.
    8. Kolonoskopi, untuk memeriksa usus besar.
    9. Bronkhoskopi, untuk melihat trachea dan cabang-cabang bronkhus (bagian dari saluran napas)
    10.  Arthroskopi, untuk melihat sendi.


    Daftar Pustaka :

    • http://www.harianjoglosemar.com/berita/endoskopi-cara-cepat-ketahui-pendarahan-saluran-cerna-22550.html
    • http://endoskopirsuk.blogspot.com/2011/02/endoskopi-saluran-cerna.html
    • http://www.lookfordiagnosis.com/images.php?term=Proktoskopi&lang=6&from=8
    • http://mrahmanprabowo.wordpress.com/2010/12/05/endoskopi/
    • http://www.medicinenet.com/endoscopy/article.htm
    • http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=159&Itemid=67

    MRI (Magnetic Resonance Imaging)


           Kali ini saya akan mencoba membahas tentang salah satu peralatan diagnostik yang canggih dan mutakhir. Kita harus berterimakasih kepada para fisika kuantum, karena alat ini menggunakan prinsip fisika kuantum. Alat tersebut adalah MRI.


            MRI( Magnetic Resonance Imaging ) adalah alat diagnostik modern untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh pasien dengan menggunakan medan magnet yang besar (biasanya sampai 1,5 Tesla) dan gelombang frekuensi radio.Keuntungan menggunakan MRI dibandingkan alat diagnostik lainnya adalah tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif.



            Selama pemeriksan, MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor menjadi sebuah gambaran (imaging) yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.Berikut ini akan dijelaskan cara kerja MRI :
    1. Pertama, putaran nukleus atom molekul otot diselaraskan dengan menggunakan medan magnet yang berkekuatan tinggi.

    2. Kemudian, denyutan/pulsa frekuensi radio dikenakan pada tingkat menegak kepada garis medan magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar arah.

    3. Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awal. Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditangkap oleh tabung yang mengelilingi pasien.

    4. Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar.



           Salah satu kelebihan MRI adalah tidak berbahaya kepada orang yang sakit dibanding dengan CT scans “computed axial tomography” yang menggunakan aksial tomografi komputer yang melibatkan  radiasi ion, MRI hanya menggunakan medan magnet kuat dan radiasi yang tidak mengion (non-ionizing) dalam jalur frekuensi radio. Bagaimanapun, perlu diketahui bahwa orang sakit yang membawa benda asing logam (seperti serpihan peluru) atau implant terbenam (seperti tulang Titanium buatan, atau pacemaker) tidak boleh dipindai di dalam mesin MRI, disebabkan penggunaan medan megnet yang kuat.         

           Sebagai contoh prinsip kerja dari MRI, proton yang ada di kepala pasien di tempatkan dalam medan magnet kemudian dipancarkan gelombang radio RF (Radio Frekuensi). Gelombang-gelombang tersebut diterima dan dipancarkan oleh molekul-molekul yang ada di kepala pasien sehingga bisa didapatkan sinyal-sinyal listrik yang kemudian dapat diproses dengan komputer sehingga terbentuk gambar yang jelas di monitor TV.Peralatan MRI dapat memberikan gambar yang cukup jelas pada organ-organ tubuh manusia seperti kepala dan tulang belakang, dada, perut, pinggul dan juga gambaran pembuluh darah dalam tiga dimensi. 


    Daftar Pustaka : 

    • http://elektromedik.blogspot.com/2010/01/mri-platforms.html
    • http://id.wikipedia.org/wiki/Pencitraan_resonansi_magnetik
    • http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=52&Itemid=72
    • http://novaliaprasetyoviantri.students-blog.undip.ac.id/2009/12/12/tugas-imaging-diagnosis/
    • http://www.fas.org/irp/imint/docs/rst/Intro/Part2_26c.html       



    Rabu, 27 April 2011

    ElektroKardioGraph (EKG)


    Salah satu instrumen yang berpengaruh dalam perkembangan teknologi kesehatan adalah Elektrokardiograph atau biasa disebut EKG. Pada bebereapa negara EKG juga biasa disebut ECG (electrocardigraph).  Jadi EKG dan ECG adalah alat yang sama, hanya berbeda bahasa. Pada post kali ini saya akan membahas tentang EKG, baik dari pengertian, kegunaan, sejarah dan cara penggunaanya.

    Apa itu EKG?
    Pada dasarnya fungsi EKG adalah mencatat sinyal listrik yang dihasilkan oleh aktivitas otot jantung. Perlu diketahui tubuh kita menghasilkan listrik walaupun sangat kecil. Sehingga aktivitas otot jantung dapat direkam karena menghasilkan sinyal listrik. EKG merekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.





    Sejarah EKG
    Adalah seorang Augustus Waller yang pertama kali melakukan pendekatan sistemastis pada jantung  dari sudut pandang kelistrikan. Augustus Waller adalah seorang physiologist yang bekerja pada St. Mary's Hospital di Paddington London. Dia menggunakan elektrometer kapiler Lippman yang dipasang ke sebuah proyektor. Jejak jantung diproyeksikan ke piringan foto yang dipasang sebuah kereta mainan. Sampai awal abad ke 20, penemuannya masih jarang dipakai.
    Elektrokardiogram (EKG) baru benar-benar digunakan setelah seorang dokter belanda kelahiran semarang, yang bernama dr. Willem Eitnhoven, menggunakan Galvanaometer senar sebagai pengganti elektrometer Kapiler Lippmann. Gebrakan tersebut membuat EKG versi baru ini lebih sensitif daripada sebelumnya yang digunakan Waller. Pada tahun 1924 Eitnhoven dianugerahi Nobel dalam bidang fisiologi dan kedokteran untuk penemuannya.
    Willem Einthoven
    Prinsip kerja EKG
    Elektrokardiograph bekerja dengan prinsip mengukur perbedaan potensial listrik. Seperti yang sudah disebutkan di atas, tubuh manusia menghasilkan listrik walaupun dengan jumlah yang sangat kecil. Apabila ada listrik, maka pasti ada perbedaan potensial atau tegangan listrik. Tegangan  listrik ini dapat menggamabarkan atau mengilustrasikan keadaan denyut jantung manusia.

    Cara merekam denyut jantung menggunakan EKG tidaklah sembarang. Sensor atau dalam hal ini elektroda, harus diletakkan pada tempat-tempat tertentu. Biasanya ditempatkan pada lengan tangan dan kaki. Kenapa ditempatkan pada bagian-bagian tersebut? Sebab pada bagian-bagian tersebutlah pulsa tegangan menggambarkan kerja denyut jantung mendekati keadaan sebenarnya.





    Elektroda yang digunakan pada EKG biasanya dibuat dari bahan Ag atau AgCl. Bahan-bahan ini digunakan untuk mengurangi noise karena pergerakan. Selain elektroda, EKG juga membutuhkan tranducer. Tranducer ini digunakan untuk mengkonversi informasi yang didapatkan oleh elektroda menjadi sesuatu yang dapat kita baca pada kertas EKG.Tatapi pada zaman sekarang EKG menggunakan ADC, sehingga pulsa listrik analog yang ditangkap oleh elektroda akan dikonversi menjadi digital dan akan diolah di komputer.

    Teknik monitoring EKG
    Saat ini berbagaimacam teknik monitoring EKG yang sering digunakan yaitu :

    1.     Teknik monitoring standar ekstremitas (metoda Einthoven) atau standard limb leads
    Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :

    a. Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 0º

    b. Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 60º

    c. Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 120º

    2.     Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :

    a. aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -30º

    b. aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -150º

    c. aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi +90º  monitoring EKG prekordial/ dada atau standard chest leads monitoring EKG



    Daftar pustaka :
    •  http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram
    • http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=633:elektrokardiogram-ekg&catid=15:pemrosesan-sinyal&Itemid=14
    • http://sains-anak.blogspot.com/2008/01/willem-einthoven-semarang-penemu-ecg.html